Diberdayakan oleh Blogger.

RSS

Aura Putri Keraton





mengandalkan kecantikan paras yang dilakukan wanita pada umumnya bertolak belakang dengan filosofi kecantikan seorang putri keraton. Mereka meyakini cantik merupakan kesatuan yang utuh melingkupi dua ruang, kecantikan dari luar dan dari dalam.

Penyatuan dua daya rasa ini dipercaya menjadi kekuatan energi yang memberikan keselarasan pikiran, tubuh, dan kekuatan pikiran. Keseimbangan yang juga dianggap mampu mengaktifkan kelima indra secara maksimal.

Kunci rahasia perawatan putri-putri Sri Sultan Hamengku Buwono X terletak pada ramuan rempah-rempah istimewa yang diperoleh di halaman keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Persiapan meramu bahan lulur dan minyak pijat dilakukan sangat hati-hati dengan ritual khusus, termasuk berdoa. Terutama jika ritual lulur dan pijat itu akan dilakukan untuk calon pengantin menjelang hari bahagianya. Tradisi ini tetap dilakukan hingga saat ini.

Dalam budaya keraton, perawatan tubuh seperti lulur, pijat, jamu, dan sebagainya tidak hanya ditujukan pada kecantikan lahiriah. Berbagai ritual itu ditujukan untuk merangsang kesempurnaan bekerja kelima indra, yaitu indra penglihat (asmaraini), indra pendengar (asmartaswara), indra perasa (asmarawara), indra peraba (asmarasutra), dan indra pencium (asmararum). Apabila kelima indra ini diaktifkan, maka seluruh organ tubuh akan berjalan sesuai fungsinya dengan benar dan sempurna.

Dan, bila seorang wanita selalu berada dalam keseimbangan yang sempurna secara jiwa dan raga, maka dengan sendirinya aura positif yang membuat wajahnya berseri-seri dan segar akan selalu terpancar dari dirinya. Hatinya akan diliputi perasaan yang baik, pikiran positif, jernih, dan tutur katanya pun halus dan santun. Itulah kecantikan hakiki yang ingin dicapai. Sekali waktu, Anda perlu mencoba ritual berikut ini dan rasakan pengaruhnya pada aura kecantikan Anda.

TAHAPAN PERAWATAN

a. Tahapan perawatan diawali dengan mandi (siraman) menggunakan air rendaman bunga sedap malam. Secara tradisi, gending klasik dialunkan untuk memanjakan indra pendengaran (asmartaswara). Membawa tubuh makin relaks saat perawatan.

b. Usai mandi, tubuh lalu dibalut dengan kain sutra yang telah didinginkan di dalam guci yang dimasukkan ke lemari pendingin. Kain sutra lembut dan halus memberikan sensasi awal pada indra peraba (asmarasutra). Indra ini kemudian akan dimanjakan dengan pijatan relaksasi menggunakan minyak aromaterapi. Relaksasi saraf dan otot di bagian bawah kulit untuk melancarkan peredaran darah.

c. Dilanjutkan dengan scrubbing dari bahan kelapa parut untuk mengangkat kulit mati, kotoran dan debu, menghilangkan bau badan, sekaligus memberi nutrisi pada kulit. Di sekeliling ruangan diberi keharuman aromaterapi sedap malam yang menggoda indra penciuman (asmararum) untuk makin terbawa ke suasana lebih relaks dan tenang.

d. Tradisi pemakaian rempah-rempah untuk diminum (jamu) tidak bisa dilepaskan dari ritual kecantikan tradisional putri keraton Jawa. Tak hanya kalangan bangsawan, masyarakat Jawa pada umumnya juga mengadopsi kebiasaan sehat ini sebagai bagian dari gaya hidup mereka hingga kini. Jamu disajikan usai terapi berupa ramuan minuman sehat yang terdiri dari cengkih, santan, dan gula batu. Indra pengecap (asmarawara) dirangsang dengan minuman yang terasa segar dan legit ini. Minuman ini memiliki berbagai khasiat kecantikan, yaitu mencerahkan kulit wajah, menghilangkan jerawat, dan dipercaya sebagai salah satu ritual untuk awet muda.

Penulis: Margie Aziz

[Dari femina 46 / 2009]

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Minggu, 18 Juli 2010

Aura Putri Keraton





mengandalkan kecantikan paras yang dilakukan wanita pada umumnya bertolak belakang dengan filosofi kecantikan seorang putri keraton. Mereka meyakini cantik merupakan kesatuan yang utuh melingkupi dua ruang, kecantikan dari luar dan dari dalam.

Penyatuan dua daya rasa ini dipercaya menjadi kekuatan energi yang memberikan keselarasan pikiran, tubuh, dan kekuatan pikiran. Keseimbangan yang juga dianggap mampu mengaktifkan kelima indra secara maksimal.

Kunci rahasia perawatan putri-putri Sri Sultan Hamengku Buwono X terletak pada ramuan rempah-rempah istimewa yang diperoleh di halaman keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Persiapan meramu bahan lulur dan minyak pijat dilakukan sangat hati-hati dengan ritual khusus, termasuk berdoa. Terutama jika ritual lulur dan pijat itu akan dilakukan untuk calon pengantin menjelang hari bahagianya. Tradisi ini tetap dilakukan hingga saat ini.

Dalam budaya keraton, perawatan tubuh seperti lulur, pijat, jamu, dan sebagainya tidak hanya ditujukan pada kecantikan lahiriah. Berbagai ritual itu ditujukan untuk merangsang kesempurnaan bekerja kelima indra, yaitu indra penglihat (asmaraini), indra pendengar (asmartaswara), indra perasa (asmarawara), indra peraba (asmarasutra), dan indra pencium (asmararum). Apabila kelima indra ini diaktifkan, maka seluruh organ tubuh akan berjalan sesuai fungsinya dengan benar dan sempurna.

Dan, bila seorang wanita selalu berada dalam keseimbangan yang sempurna secara jiwa dan raga, maka dengan sendirinya aura positif yang membuat wajahnya berseri-seri dan segar akan selalu terpancar dari dirinya. Hatinya akan diliputi perasaan yang baik, pikiran positif, jernih, dan tutur katanya pun halus dan santun. Itulah kecantikan hakiki yang ingin dicapai. Sekali waktu, Anda perlu mencoba ritual berikut ini dan rasakan pengaruhnya pada aura kecantikan Anda.

TAHAPAN PERAWATAN

a. Tahapan perawatan diawali dengan mandi (siraman) menggunakan air rendaman bunga sedap malam. Secara tradisi, gending klasik dialunkan untuk memanjakan indra pendengaran (asmartaswara). Membawa tubuh makin relaks saat perawatan.

b. Usai mandi, tubuh lalu dibalut dengan kain sutra yang telah didinginkan di dalam guci yang dimasukkan ke lemari pendingin. Kain sutra lembut dan halus memberikan sensasi awal pada indra peraba (asmarasutra). Indra ini kemudian akan dimanjakan dengan pijatan relaksasi menggunakan minyak aromaterapi. Relaksasi saraf dan otot di bagian bawah kulit untuk melancarkan peredaran darah.

c. Dilanjutkan dengan scrubbing dari bahan kelapa parut untuk mengangkat kulit mati, kotoran dan debu, menghilangkan bau badan, sekaligus memberi nutrisi pada kulit. Di sekeliling ruangan diberi keharuman aromaterapi sedap malam yang menggoda indra penciuman (asmararum) untuk makin terbawa ke suasana lebih relaks dan tenang.

d. Tradisi pemakaian rempah-rempah untuk diminum (jamu) tidak bisa dilepaskan dari ritual kecantikan tradisional putri keraton Jawa. Tak hanya kalangan bangsawan, masyarakat Jawa pada umumnya juga mengadopsi kebiasaan sehat ini sebagai bagian dari gaya hidup mereka hingga kini. Jamu disajikan usai terapi berupa ramuan minuman sehat yang terdiri dari cengkih, santan, dan gula batu. Indra pengecap (asmarawara) dirangsang dengan minuman yang terasa segar dan legit ini. Minuman ini memiliki berbagai khasiat kecantikan, yaitu mencerahkan kulit wajah, menghilangkan jerawat, dan dipercaya sebagai salah satu ritual untuk awet muda.

Penulis: Margie Aziz

[Dari femina 46 / 2009]

0 komentar:

Posting Komentar