| Apa, Sih, Tahi Lalat Itu? Dalam ilmu kedokteran, tahi lalat dikenal dengan sebutan Acquired Melanocytic Nevocellular Nevi. Pada dasarnya, munculnya tahi lalat adalah akibat gangguan yang terjadi pada sel melanosit (sel pembentuk pigmen melanin). Tahi lalat dibedakan menjadi 3 jenis: 1. Junctional Melanocytic, apabila tahi lalat muncul di bagian epidermis, yakni lapisan terluar dari permukaan kulit. 2. Compound Melanocytic, yaitu jenis tahi lalat yang berada di bagian permukaan sampai ke dermis. Jadi, jenis tahi lalat ini biasanya setengah bagiannya ‘tertanam’ di dalam lapisan kulit dalam. 3. Dermal Melanocytic, yaitu jenis tahi lalat yang muncul di bagian dermis, yakni lapisan kulit yang terdalam. Kapan Perlu Waspada? Pernahkah Anda memerhatikan bahwa beberapa tahi lalat yang Anda miliki ternyata baru muncul? Karena akibat gangguan pada sel melanosit, sangat mungkin terjadi bila beberapa tahi lalat muncul setelah kita lahir, bahkan saat dewasa. Sebagai sebuah kelainan sel kulit, kadang-kadang tahi lalat bisa berubah jadi sel ganas akibat rangsangan-rangsangan tertentu, baik dari dalam tubuh maupun faktor eksternal, seperti sinar ultraviolet Sangat dianjurkan untuk terus memantau jumlah tahi lalat yang Anda miliki dan mengamati perkembangannya. Waspadai juga apabila tahi lalat Anda menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut: a. Warnanya beraneka ragam atau berubah menjadi beraneka ragam. Ada yang cokelat muda, kemerahan, dan keunguan. b. Jika batas pinggirnya mulai terlihat tak beraturan, tidak membulat, atau bentuknya membesar. c. Jika terasa gatal terus, terasa sakit, dan berdarah. Selain itu, jika tahi lalat muncul di kulit kepala, lapisan mukosa (yakni lapisan lembap yang menjadi penopang struktur berongga, seperti saluran pernapasan atau rongga mulut), dan area anogenital, sebaiknya segera berkonsultasi kepada dokter dermatologi untuk uji hispatologi, yang akan mempelajari apakah terjadi kelainan sel kulit yang bisa mengarah menjadi sel ganas atau tumor. Selanjutnya, penanganan khusus hendaknya dilakukan oleh dokter bedah, untuk menentukan terapi apa yang tepat diberikan. Bila Ingin Diangkat Bila Anda mendambakan wajah dan tubuh yang bersih dan bebas dari tahi lalat, maka pengangkatan tahi lalat biasa (tak ada indikasi sel ganas) bisa ditempuh. Teknik paling konvensional adalah dengan electrocautery. Teknik ini lebih murah ketimbang operasi yang menggunakan pisau bedah. Untuk ukuran tahi lalat yang agak besar, perlu diagnosis dokter dermatologi apakah operasi diperlukan. Pada beberapa kasus, anestesi lokal tidak diperlukan, tapi bisa dilakukan bila pasien menginginkannya. Prosesnya pun sangat sederhana dan cepat. Area tahi lalat yang akan diangkat dibakar dengan alat cauter. Selanjutnya tahi lalat akan terkelupas dan terangkat. Pada area tersebut akan tampak pelebaran pori atau lubang. Untuk mengobatinya, pasien diberi krim khusus dan tidak boleh terkena sinar matahari, serta harus mengenakan tabir surya selama periode waktu tertentu. Kini, teknik yang lebih canggih, yakni laser, lebih diminati, karena tidak menimbulkan rasa sakit dan bekas lukanya sangat minim, bahkan bisa kembali seperti kulit asal. [Dari femina 13 / 2007] |
Jika ’Pemanis’ Salah Tempat
07.02 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sabtu, 24 Juli 2010
Jika ’Pemanis’ Salah Tempat
| Apa, Sih, Tahi Lalat Itu? Dalam ilmu kedokteran, tahi lalat dikenal dengan sebutan Acquired Melanocytic Nevocellular Nevi. Pada dasarnya, munculnya tahi lalat adalah akibat gangguan yang terjadi pada sel melanosit (sel pembentuk pigmen melanin). Tahi lalat dibedakan menjadi 3 jenis: 1. Junctional Melanocytic, apabila tahi lalat muncul di bagian epidermis, yakni lapisan terluar dari permukaan kulit. 2. Compound Melanocytic, yaitu jenis tahi lalat yang berada di bagian permukaan sampai ke dermis. Jadi, jenis tahi lalat ini biasanya setengah bagiannya ‘tertanam’ di dalam lapisan kulit dalam. 3. Dermal Melanocytic, yaitu jenis tahi lalat yang muncul di bagian dermis, yakni lapisan kulit yang terdalam. Kapan Perlu Waspada? Pernahkah Anda memerhatikan bahwa beberapa tahi lalat yang Anda miliki ternyata baru muncul? Karena akibat gangguan pada sel melanosit, sangat mungkin terjadi bila beberapa tahi lalat muncul setelah kita lahir, bahkan saat dewasa. Sebagai sebuah kelainan sel kulit, kadang-kadang tahi lalat bisa berubah jadi sel ganas akibat rangsangan-rangsangan tertentu, baik dari dalam tubuh maupun faktor eksternal, seperti sinar ultraviolet Sangat dianjurkan untuk terus memantau jumlah tahi lalat yang Anda miliki dan mengamati perkembangannya. Waspadai juga apabila tahi lalat Anda menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut: a. Warnanya beraneka ragam atau berubah menjadi beraneka ragam. Ada yang cokelat muda, kemerahan, dan keunguan. b. Jika batas pinggirnya mulai terlihat tak beraturan, tidak membulat, atau bentuknya membesar. c. Jika terasa gatal terus, terasa sakit, dan berdarah. Selain itu, jika tahi lalat muncul di kulit kepala, lapisan mukosa (yakni lapisan lembap yang menjadi penopang struktur berongga, seperti saluran pernapasan atau rongga mulut), dan area anogenital, sebaiknya segera berkonsultasi kepada dokter dermatologi untuk uji hispatologi, yang akan mempelajari apakah terjadi kelainan sel kulit yang bisa mengarah menjadi sel ganas atau tumor. Selanjutnya, penanganan khusus hendaknya dilakukan oleh dokter bedah, untuk menentukan terapi apa yang tepat diberikan. Bila Ingin Diangkat Bila Anda mendambakan wajah dan tubuh yang bersih dan bebas dari tahi lalat, maka pengangkatan tahi lalat biasa (tak ada indikasi sel ganas) bisa ditempuh. Teknik paling konvensional adalah dengan electrocautery. Teknik ini lebih murah ketimbang operasi yang menggunakan pisau bedah. Untuk ukuran tahi lalat yang agak besar, perlu diagnosis dokter dermatologi apakah operasi diperlukan. Pada beberapa kasus, anestesi lokal tidak diperlukan, tapi bisa dilakukan bila pasien menginginkannya. Prosesnya pun sangat sederhana dan cepat. Area tahi lalat yang akan diangkat dibakar dengan alat cauter. Selanjutnya tahi lalat akan terkelupas dan terangkat. Pada area tersebut akan tampak pelebaran pori atau lubang. Untuk mengobatinya, pasien diberi krim khusus dan tidak boleh terkena sinar matahari, serta harus mengenakan tabir surya selama periode waktu tertentu. Kini, teknik yang lebih canggih, yakni laser, lebih diminati, karena tidak menimbulkan rasa sakit dan bekas lukanya sangat minim, bahkan bisa kembali seperti kulit asal. [Dari femina 13 / 2007] |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)






0 komentar:
Posting Komentar