| Harga Murah, Makin Canggih Apa, ya, yang membedakan produk yang dijual di supermarket, hypermarket, atau toko obat modern dengan yang dijual di gerai-gerai eksklusif di mal? Menurut Wina Miranda, Senior Scientist P&G, yang membedakan adalah jalur distribusi, yang menyebabkan timbulnya kategori produk massal dan produk premium (prestisius). “Produk premium yang dijual di gerai khusus di mal biasanya untuk wanita yang sangat peduli pada kecantikannya, yang ingin mencoba produk yang diklaim terbaik, serta memerlukan produk yang sangat spesifik dan tidak hanya menggunakan satu produk saja, tetapi satu rangkaian perawatan. Karena itu mereka memerlukan penjelasan dan pelayanan yang detail dari beauty advisor yang biasanya ada di setiap gerai. Hal-hal seperti ini yang membuat harga produk premium jauh lebih mahal,” ujar Wina. Harga mahal memang bisa menjadi jaminan kualitas yang baik. Tetapi, harga murah juga tidak selalu berarti kualitas buruk. “Kepuasan konsumen tergantung pada ekspektasinya juga. Toh, produk-produk massal yang dijual di supermarket dan hypermarket pada umumnya sudah dibuat dengan menggunakan bahan-bahan canggih. Teknologinya pun sangat canggih. Misalnya, untuk wewangian yang digunakan pada sampo saja, P&G sudah memiliki alat yang bisa memonitor reaksi otak terhadap bau-bau tertentu,” tutur Wina. Hal yang sama disampaikan Carla Mangindaan, Jr. Product Manager L’Oréal Paris Make Up. “Produk L’Oréal yang dijual di berbagai channel distribusi diproduksi dengan kandungan, proses, serta standar kualitas tinggi yang sama. Sehingga, dalam kondisi normal, produk kami memiliki kualitas yang sama. Laboratorium L’Oréal selalu menghadirkan teknologi tinggi dan inovasi pada produk-produknya. Contohnya, rangkaian produk True Match (yang dijual di hypermarket dan toko obat modern) dibuat dengan teknologi yang memungkinkan produk menyatu sempurna de-ngan warna dan tekstur kulit,” tutur Carla. Risiko Rendah Menurut Wina, karena dibuat untuk 99,9% populasi manusia, maka produk massal aman atau memiliki risiko rendah, apalagi jika dibandingkan dengan produk obat dari dokter yang diformulasikan khusus untuk setiap pasien. Walaupun begitu, sebagai konsumen Anda perlu cermat saat berbelanja. “Ada 3 hal yang perlu kita perhatikan saat berbelanja kosmetik, yakni keamanan, kualitas, dan keampuhannya,” ungkap Wina. Masalah keamanan dan kualitas, tentu tidak bisa dicoba. Dan, sebenarnya itu tidak perlu diragukan lagi, karena setiap produk yang masuk ke supermarket semestinya sudah terdaftar secara resmi di Bahan Pengawas Obat dan Makanan/BPOM (biasanya tercantum di kemasan). Tinggal masalah keampuhan, yang tergantung pada kecocokan dan pemenuhan ekspektasi konsumen. “Jadi, bereksperimenlah! Produk massal dibuat dengan kandungan lebih mild, sehingga aman digunakan tiap hari dan untuk coba-coba,” ujar Wina. Sampo dan sabun tentu tidak bisa dicoba langsung di tempat. Tetapi, tak sedikit produk perawatan kulit yang menyediakan produk tester. “Ada 2 efek yang akan muncul, yaitu efek akut (jangka pendek) dan efek jangka panjang. Efek akut akan langsung terasa. Misalnya, tekstur lembut atau produk whitening yang pasti akan seketika membuat kulit terlihat lebih cerah,” ungkap Wina. Hal lain yang perlu dipertimbangkan saat berbelanja adalah me-merhatikan secara detail klaim dan kandungan (ingredient) produk. Klaim itu adalah pernyataan tentang kegunaan, keampuhan, serta hasil yang akan didapat jika menggunakan produk tersebut. Bagaimana jika ternyata produk yang biasa Anda pakai habis dan Anda perlu membeli produk serupa dari merek lain? “Selalu bawa kemasan produk lama, karena jika ternyata Anda tidak menemukan produk tersebut, Anda tinggal membandingkan kandungannya yang tertera pada kemasan,” kata Wina. Barang di Rak Pasti Baru? Perputaran produk kosmetik di pasaran cukup tinggi. Sehingga, bisa dipastikan barang yang dipajang di rak adalah baru. Jika Anda meragukannya, perhatikan tanggal kedaluwarsa atau tanggal produksi yang tercantum di kemasan. Memang, tidak semua produk mencantumkan tanggal kedaluwarsa. Pasalnya, ada regulasi yang menyatakan bahwa jika produk tetap stabil selama 30 bulan, maka tanggal kedaluwarsa tidak perlu dicantumkan. Alasan lain, produk kosmetik tergolong berisiko rendah dan perputarannya di pasaran sangat cepat. Jika hanya terdapat kode produksi, maka sebaiknya pilih produk terbaru. Rata-rata produk kosmetik bisa bertahan hingga 3 tahun sejak tanggal produksi, walaupun ada juga yang hingga 5 tahun seperti L’Oréal. Lalu, bagaimana jika ada keluhan? Produsen yang bertanggung jawab akan menyertakan nomor telepon untuk pengaduan konsumen atau alamat surat. Jangan segan untuk langsung menyampaikan keluhan-keluhan Anda. Memilih produk riasan bisa dibilang lebih mudah ketimbang pro-duk perawatan kulit. Karena, biasanya itu tergantung pada selera. “Ekspektasi konsumen tidak tinggi. Kalau suka warnanya, pasti akan dibeli,” kata Wina. Tetapi, menurut Wina, yang harus diperhatikan adalah produk untuk bibir dan seputar mata. Pasalnya, bibir dan mata adalah area selaput lendir. Jika terasa tidak nyaman di kulit atau gatal, sebaik-nya tidak Anda pilih. Penulis: Gracia Danarti [Dari femina 2 / 2007] |
Cerdas Belanja Produk Kosmetik di Supermarket
07.01 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sabtu, 24 Juli 2010
Cerdas Belanja Produk Kosmetik di Supermarket
| Harga Murah, Makin Canggih Apa, ya, yang membedakan produk yang dijual di supermarket, hypermarket, atau toko obat modern dengan yang dijual di gerai-gerai eksklusif di mal? Menurut Wina Miranda, Senior Scientist P&G, yang membedakan adalah jalur distribusi, yang menyebabkan timbulnya kategori produk massal dan produk premium (prestisius). “Produk premium yang dijual di gerai khusus di mal biasanya untuk wanita yang sangat peduli pada kecantikannya, yang ingin mencoba produk yang diklaim terbaik, serta memerlukan produk yang sangat spesifik dan tidak hanya menggunakan satu produk saja, tetapi satu rangkaian perawatan. Karena itu mereka memerlukan penjelasan dan pelayanan yang detail dari beauty advisor yang biasanya ada di setiap gerai. Hal-hal seperti ini yang membuat harga produk premium jauh lebih mahal,” ujar Wina. Harga mahal memang bisa menjadi jaminan kualitas yang baik. Tetapi, harga murah juga tidak selalu berarti kualitas buruk. “Kepuasan konsumen tergantung pada ekspektasinya juga. Toh, produk-produk massal yang dijual di supermarket dan hypermarket pada umumnya sudah dibuat dengan menggunakan bahan-bahan canggih. Teknologinya pun sangat canggih. Misalnya, untuk wewangian yang digunakan pada sampo saja, P&G sudah memiliki alat yang bisa memonitor reaksi otak terhadap bau-bau tertentu,” tutur Wina. Hal yang sama disampaikan Carla Mangindaan, Jr. Product Manager L’Oréal Paris Make Up. “Produk L’Oréal yang dijual di berbagai channel distribusi diproduksi dengan kandungan, proses, serta standar kualitas tinggi yang sama. Sehingga, dalam kondisi normal, produk kami memiliki kualitas yang sama. Laboratorium L’Oréal selalu menghadirkan teknologi tinggi dan inovasi pada produk-produknya. Contohnya, rangkaian produk True Match (yang dijual di hypermarket dan toko obat modern) dibuat dengan teknologi yang memungkinkan produk menyatu sempurna de-ngan warna dan tekstur kulit,” tutur Carla. Risiko Rendah Menurut Wina, karena dibuat untuk 99,9% populasi manusia, maka produk massal aman atau memiliki risiko rendah, apalagi jika dibandingkan dengan produk obat dari dokter yang diformulasikan khusus untuk setiap pasien. Walaupun begitu, sebagai konsumen Anda perlu cermat saat berbelanja. “Ada 3 hal yang perlu kita perhatikan saat berbelanja kosmetik, yakni keamanan, kualitas, dan keampuhannya,” ungkap Wina. Masalah keamanan dan kualitas, tentu tidak bisa dicoba. Dan, sebenarnya itu tidak perlu diragukan lagi, karena setiap produk yang masuk ke supermarket semestinya sudah terdaftar secara resmi di Bahan Pengawas Obat dan Makanan/BPOM (biasanya tercantum di kemasan). Tinggal masalah keampuhan, yang tergantung pada kecocokan dan pemenuhan ekspektasi konsumen. “Jadi, bereksperimenlah! Produk massal dibuat dengan kandungan lebih mild, sehingga aman digunakan tiap hari dan untuk coba-coba,” ujar Wina. Sampo dan sabun tentu tidak bisa dicoba langsung di tempat. Tetapi, tak sedikit produk perawatan kulit yang menyediakan produk tester. “Ada 2 efek yang akan muncul, yaitu efek akut (jangka pendek) dan efek jangka panjang. Efek akut akan langsung terasa. Misalnya, tekstur lembut atau produk whitening yang pasti akan seketika membuat kulit terlihat lebih cerah,” ungkap Wina. Hal lain yang perlu dipertimbangkan saat berbelanja adalah me-merhatikan secara detail klaim dan kandungan (ingredient) produk. Klaim itu adalah pernyataan tentang kegunaan, keampuhan, serta hasil yang akan didapat jika menggunakan produk tersebut. Bagaimana jika ternyata produk yang biasa Anda pakai habis dan Anda perlu membeli produk serupa dari merek lain? “Selalu bawa kemasan produk lama, karena jika ternyata Anda tidak menemukan produk tersebut, Anda tinggal membandingkan kandungannya yang tertera pada kemasan,” kata Wina. Barang di Rak Pasti Baru? Perputaran produk kosmetik di pasaran cukup tinggi. Sehingga, bisa dipastikan barang yang dipajang di rak adalah baru. Jika Anda meragukannya, perhatikan tanggal kedaluwarsa atau tanggal produksi yang tercantum di kemasan. Memang, tidak semua produk mencantumkan tanggal kedaluwarsa. Pasalnya, ada regulasi yang menyatakan bahwa jika produk tetap stabil selama 30 bulan, maka tanggal kedaluwarsa tidak perlu dicantumkan. Alasan lain, produk kosmetik tergolong berisiko rendah dan perputarannya di pasaran sangat cepat. Jika hanya terdapat kode produksi, maka sebaiknya pilih produk terbaru. Rata-rata produk kosmetik bisa bertahan hingga 3 tahun sejak tanggal produksi, walaupun ada juga yang hingga 5 tahun seperti L’Oréal. Lalu, bagaimana jika ada keluhan? Produsen yang bertanggung jawab akan menyertakan nomor telepon untuk pengaduan konsumen atau alamat surat. Jangan segan untuk langsung menyampaikan keluhan-keluhan Anda. Memilih produk riasan bisa dibilang lebih mudah ketimbang pro-duk perawatan kulit. Karena, biasanya itu tergantung pada selera. “Ekspektasi konsumen tidak tinggi. Kalau suka warnanya, pasti akan dibeli,” kata Wina. Tetapi, menurut Wina, yang harus diperhatikan adalah produk untuk bibir dan seputar mata. Pasalnya, bibir dan mata adalah area selaput lendir. Jika terasa tidak nyaman di kulit atau gatal, sebaik-nya tidak Anda pilih. Penulis: Gracia Danarti [Dari femina 2 / 2007] |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)






0 komentar:
Posting Komentar